Konsep Batik Rodo

BRAND Rodo yang biasa tampil dengan koleksinya yang elegan dan glamor, kini mencoba bereformasi dalam tampilan kombinasi yang lebih merakyat.

Terkena dampak "demam" batik, Rodo berpadu dalam 18 rancangan koleksi terbaru antara konsep "East Meet West" Rodo dengan batik Indonesia, yang dibawakan dalam peragaan busana di Harum Manis Restaurant, Apartemen Pavillion, Jakarta. Dalam fashion show ini, Rodo mempercayakan (bi) Batik untuk menjadi partner dalam mewujudkan rancangan kolaborasi tersebut.

"Kami mencoba menyatukan konsep yang menjadi andalan Rodo dengan batik Indonesia. Seperti kita tahu, bahwa saat ini batik sedang menjadi tren di masyarakat. Maka, konsep Rodo kami padukan dengan gaya batik yang bisa ditampilkan rapi, namun juga bisa tampil biasa saja," ujar perwakilan dari (bi) Batik Widianawati Adiningrat.

Principal of Rodo, Gianni Dori, mengamini ucapan Widia dengan mengatakan bahwa ide ini sekaligus untuk menunjukkan pada perempuan Indonesia meski mengenakan batik, namun tetap dapat memancarkan keeleganan dengan koleksi-koleksi yang mereka miliki. Dipilihnya konsep "East Meet West" Rodo dengan karya (bi) Batik ini diakui keduanya merupakan kesamaan dari filosofi yang mereka ciptakan.

Filosofi itu dapat dilihat dari segi proses pembuatan busana dan aksesori yang kaya akan seni yang tinggi. Kesamaan lainnya terdapat pada craftsmanship, heritage, serta ciri khas kualitas yang diciptakan keduanya. "Kami tetap memberikan ciri khas pada rancangan ini. Semua itu bisa dilihat dari eyelet kami yang menjadikan rancangan ini lebih unik dan bisa dikenakan semua kalangan. Eyelet itu bisa dilihat dari aksesori yang mengiringi batik tersebut, misalnya cane bags, wedge cork sandals, bahkanhigh-heel stiletto shoes dari Rodo," beber Widia. (sindo//jri)

Tidak ada komentar: