Eksplorasi Eclectic Asia

MENGOLAH batik memang bukan hal yang baru buat Taruna K Kusmayadi. Tapi di ajang Smaradhana Batik Semarang ing Lawang Sewu, Taruna mengaku tertantang untuk mengeksplorasi batik Semarang lebih menjadi busana masa kini.

Menurutnya, corak dan motif yang terdapat pada batik Semarang cukup unik dan tidak kalah dengan batik-batik yang sudah populer selama ini. Selain itu, warna yang tersemburat pada batik Semarang juga lebih monokromatik, sehingga tampil indah setelah diolah.

"Ajang tersebut cukup bagus untuk menggali potensi lokal yang selama ini ada, namun belum terpublikasi secara luas. Saya pikir itu juga harus diikuti oleh daerah-daerah lain agar bisa memaksimalkan potensi daerahnya," tutur Taruna saat dihubungi okezone melalui telepon genggamnya, Minggu (16/3/2008).

Ketua Umum Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) ini mengatakan, konon batik Semarang itu pernah "melejit" sebagai salah satu kekayaan budaya Indonesia. Namun saat itu banyak pengrajinnya yang hijrah ke Klaten, Solo, dan daerah-daerah di sekitarnya. Makanya pengrajin yang mengerjakan batik Semarang pun sangat sedikit.

"Acaranya nanti (2 Mei) ya semacam memperkenalkan kembali batik Semarang kepada masyarakat Indonesia. Motif-motif, warna, dan sentuhan yang diperkenalkan pun pastinya lebih baru," jelasnya.

Mengenai koleksi pribadi yang akan ditampilkannya nanti, Nuna mengaku akan mengusung tema koleksi "Eclectic Asia", di mana inspirasinya tercuat dari gaya berbusana Jepang dan Korea.

"Koleksi saya lebih ready to wear dengan look yang tak lepas dari karakter pribadi yang cantik dan feminim," pungkas Nuna yang akan menampilkan delapan koleksi.
(tty)

Tidak ada komentar: