Kadin Dorong Batik Jadi Ikon Industri Kreatif RI

AKARTA-- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendorong batik sebagai ikon industri kreatif Indonesia di pasar global, karena memiliki basis budaya yang kuat dan telah memiliki nilai ekonomi yang besar baik di pasar dalam negeri maupun internasional.

"Meningkatnya minat masyarakat mengenakan pakaian bercorak batik harus dijadikan momentum mendorong batik sebagai ikon industri kreatif Indonesia ke pasar internasional," ujar Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Industri, Teknologi, dan Kelautan, Rachmat Gobel, di Jakarta, Kamis (5/6).

Sejak beberapa bulan terakhir, masyarakat pengguna corak batik pada pakaian mereka cenderung meningkat. Bahkan di sejumlah pusat perbelanjaan mewah bahkan grosir seperti Tanah Abang, pakaian corak batik banyak dijual, dengan desain sesuai mode terkini yang sedang diminati.

Bahkan pemilik perusahaan piranti lunak terkemuka, Bill Gates mau menggunakan batik saat melakukan "Presidential Lecture" di Jakarta beberapa waktu lalu yang ditonton jutaan pemirsa televisi di berbagai belahan dunia.

Rachmat menilai batik tidak hanya memiliki nilai budaya yang kuat khas Indonesia, tapi juga memiliki nilai ekonomi yang besar bila mampu didesain sesuai dengan selera pasar, seperti yang terjadi pada peningkatan minat masyarakat mengenakan pakaian corak batik saat ini. "Salah satu karakteristik ekonomi kreatif adalah persaingan pada desain produk bukan pada harga, sehingga peran mutu sumber daya manusia dan teknologi sangat penting, agar pelaku di sektor ini mampu melakukan inovasi dan terus tumbuh," katanya.

Untuk itu, Kadin, lanjut dia, mengharapkan dukungan pemerintah dalam upaya menjadikan batik sebagai ikon industri kreatif di pasar global dengan kebijakan yang mendorong industri yang banyak digeluti usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) itu. "Kuncinya adalah ketersediaan program pengembangan yang sistematis dan visioner serta membumi," ujar Rachmat yang mengharapkan pemerintah bisa memberi insentif yang lebih besar pada industri tersebut.

Ia melihat pentingnya penguasaan teknologi diberi ruang yang lebih luas kepada pelaku industi kreatif, termasuk batik. Pemerintah diharapkan bisa memberi kemudahan atau kelonggaran seperti insentif fiskal untuk masuknya barang modal (mesin-mesin) yang diperlukan oleh sektor industri kreatif tersebut.

Industri kreatif sendiri, kata dia, tidak hanya batik, tapi juga jamu, tenun ikat, kerajinan kayu, rotan, kulit dan logam, industri jamu, industri kreatif seperti product desain, seni, musik, film. Namun batik yang akan didorong lebih dulu sebagai ikon produk kreatif Indonesia.
(ant/zak )

Tidak ada komentar: