Eksplorasi Batik Artistik

Gelar busana batik masih mewarnai awal tahun ini. Pada acara Adi Wastra Nusantara yang dilaksanakan pekan lalu, di Balai Sidang Jakarta, sejumlah perancang menggelar karya terbaiknya. Seperti apa kain tradisi Indonesia di tangan dingin mereka?

Tren batik serta sentuhan tenun ikat ternyata tak hanya berlangsung singkat. Selain tampil melalui garis rancang adi busana, batik juga kini didesain lebih santai dan bersahabat. Sejumlah desainer, baik senior maupun muda, tak mau ketinggalan mengeksplorasinya. Seperti yang tampak di panggung Hall B, JCC pekan lalu.

Sebut saja Stephanus Hammy, Didi Budiardjo, Denny Wirawan, Oscar Lawalata, Tuty Cholid, Ghea Panggabean, Carmanita, hingga Guruh Soekarnoputra, yang kembali menggeliat bersama karya batiknya, menyuguhkan sejumlah karya rancangannya, yang kesemuanya mengambil tema batik dengan aksen dan sentuhan kain tradisi Indonesia lainnya.

Dominasi warna-warna terang yang solid seperti merah, hijau dan sedikit warna pastel, ditampilkan Stephanus Hammy melalui garis rancang modern, antara batik yang "dikawinkan" sentuhan kain tenun ikat dari belahan Indonesia Timur. Gaun terusan model A line atau trapeze masih tetap digemari, dan berhasil dieksplorasi Stephanus lewat aksen batik di pinggiran kain. Bolero atau cape yang menyelaraskan gaun pun tak lupa menarik perhatiannya, disamping gaun two pieces yang sarat garis feminin.

Jika Staphanus mengeksplorasi batik melalui warna-warna terang, Didi Budiardjo memilih berinovasi melalui batik-batik motif kuno bernuansa bumi yang kuat, terutama cokelat. Terusan bergaris A, dilapisi jaket panjang nan glamor merupakan kekuatan garis rancang Didi, selain batik yang dipadukan rok bertebar buku merak, membuat karyanya semakin tampak eksotis.

Lain lagi dengan Denny Wirawan. Bukan batik yang menjadi fokus utamanya, melainkan paduan kain songket yang sarat sentuhan tembaga pada benangnya melalui busana-busana two pieces-nya yang bernuansa urban. Pemilihan warna pun cenderung tidak neko-neko, namun memancarkan karakter kuat, seperti hitam, cokelat, dan biru tua dengan semburat kemilau tembaga di sana-sini.

Di samping Adi Wastra Nusantara, pekan lalu Allure Batik ikut mengeluarkan koleksi busananya lewat label Allure Kid's. Dengan aksen pita dan warna-warna cerah yang ceria, memang sangat mewakili dunia anak-anak. Di samping pagelaran batik untuk anak, Allure pun menyuguhkan koleksi terbaru batik dewasa. Pada umumnya, batik dewasa dibuat dari bahan katun, Allure selangkah lebih maju dengan memperkenalkan batik di atas kain viskos, dengan tajuk Drapery for Batik Viscose.

Tidak ada komentar: