Malam Indah Chossy Latu

Ada yang kontras pada Rabu malam dua pekan lalu. Malam itu, sebagian warga Jakarta menumpahkan kekesalan dan sumpah serapah karena hujan mengakibatkan mereka terjebak macet berjam-jam, masygul melintasi jalan rusak, serta cemas akan datangnya banjir kiriman. Hal ini sangat berbeda dengan perancang Chossy Latu, yang merasakan malam terindahnya.

Pada malam itu, Chossy, yang menamatkan sekolah mode di London College of Fashion pada 1978, menggelar peragaan busana tunggal bertajuk "Malam" yang berlangsung di Grand Ballroom, Hotel Mulia, Jakarta Selatan.

Menurut Chossy, kata "malam" punya makna ganda. Tidak cuma menggambarkan aneka gaun cantik untuk kesempatan selepas petang, mulai gaun cocktail yang ringan sampai gaun pesta elegan. "Kata 'malam' juga berkonotasi dengan lilin yang dalam bahasa Jawa disebut sebagai satu elemen utama dalam mencipta batik," tuturnya.

Pria berkaca mata ini melanjutkan, "Kita, perancang Indonesia, dapat terus bertahan karena memiliki kelebihan dalam keragaman budaya. Kita punya sumber inspirasi yang begitu luas," demikian Chossy menuliskannya dalam buku acara yang dibagikan kepada undangan yang hadir.

Goresan tersebut bukan asal saja. Sebab, juara kedua lomba perancang mode Femina pada 1979 ini menghadirkan 70 koleksinya yang berbahan batik dan tenun yang diberi sentuhan modern sehingga menjadi busana global terkini. "Saya ingin menghadirkan koleksi 2008 berbahan seperti itu sebagai ide terdepan. Kain-kain lokal ini merupakan warisan luhur dan budaya adiluhung yang tecermin dari kekayaan ragam serta corak batik dan tenun negeri ini," kata Chossy panjang-lebar.

Chossy menyajikan busana terkini berdesain sophisticated, elegan, dan clean yang menjadi ciri khas rancangannya. Kali ini, ia merancang gaun pendek tanpa lengan, rok pendek mekar dengan pasangan jaket pendek atau panjang yang terinspirasi oleh mode 1950-an, sampai blus tanpa lengan yang dipadu dengan gaun panjang mewah.

"Saya menampilkan unsur metalik yang sedang menjadi tren pada busana sampai pelengkapnya, seperti tas dan sepatu," kata Chossy, yang juga konsultan dan perancang Rumah Batik Iwan Tirta pada 1982-2000.

Soal warna, dia memilih hitam, putih, emas, dan perak karena dianggapnya memancarkan pandangan klasik sepanjang masa. Ia juga menyajikan variasi gaun-gaun polos yang di sana-sini diselingi pemakaian batik serta tenun yang tampil sama indah, mewah, dan megah ketika dikombinasikan dengan tekstil modern. "Saya yakin batik dan tenun sejajar dengan tekstil modern, dapat dijadikan gaun-gaun fashionable tanpa harus bergaya etnik," ujar wakil Indonesia di ASEAN Fashion Connection di Singapura pada 1992 ini tersenyum semringah.

Bagi pemilik label White, Black, Brown, dan Kwong Tung itu, mengolah batik merupakan dambaannya sejak masih menjadi perancang di Rumah Batik Iwan Tirta. "Saya sangat yakin batik memiliki harapan dan masa depan lebih baik. Maka batik berkualitas perlu terus dikembangkan sebagai gaya berpakaian terkini," dia menambahkan.

Chossy cukup berani menampilkan batik tak hanya sebagai selendang. Dia juga menghadirkan bentuk selendang yang melengkapi berbagai gaun yang terbuat dari tekstil. Beberapa rancangan batik bercorak bunga Bali tampil sebagai selingan menawan di tengah koleksi yang mengutamakan bahan polos.

Dia mengungkapkan tekstil batiknya terbuat dari bermacam bahan dasar eksklusif, seperti sutra Thailand, sutra satin, organza, sifon, shantung, dan krep. "Bahkan saya memakai bahan tafeta dan sutra tafeta yang sudah jarang ditemukan di industri tekstil," ucapnya.

Dari komposisi motif, Chossy melakukan lompatan ke depan dan meninggalkan yang baku untuk menciptakan tampilan baru. Misalnya, meniadakan motif pinggiran dan tumpal yang biasanya berada di bagian tepi dan ujung kain. Dia pun melakukan peletakan prada atau tinta emas yang menyebar dan acak.

Para tetamu yang hadir antusias menyambutnya. "Saya terjebak macet 3 jam. Namun, saya tidak mau melewatkan kesempatan peragaan malam ini. Bagi saya, dia perancang luar biasa," ujar artis senior Rima Melati.

Adapun Obin, perancang kain, berkali-kali mengacungkan jempol. Ditemui seusai acara, ia berucap tulus, "Pokoknya, he is the best fashion designer. Karyanya sangat menakjubkan, mengangkat kekayaan dan budaya adiluhung Tanah Air."HADRIANI P

Tidak ada komentar: