Cakrawala Batik di Bentangan Sutra

Batik sutra Makassar aneka warna karya Chama Sjahrir.

Batik bukan hanya dominasi budaya Jawa. Warna yang kaya serta filosofi yang berlimpah di balik setiap desain dan coraknya adalah keindahan yang tiada habis digali. Di tangan Chama Sjahrir, bentangan kain batik berubah menjadi berbentuk cakrawala warna yang mengundang kagum.

Pekan lalu di Graha Niaga, Sudirman, pada acara peluncuran televisi budaya, sebanyak 15 gaun malam dan enam kemeja pria hasil rancangannya dipamerkan dengan apik melalui lenggak-lenggok peragawati Ibu Kota.

Mengambil tema "Batikku Indonesiaku", semua karya pemilik butik Tres Belle itu menyuguhkan pesona keindahan Indonesia lewat lukisan batiknya. "Saya memang punya obsesi besar mengembangkan batik modern. Sehari-hari saya membuat desain dengan cara melukis batik," kata Chama.

Batik hasil lukisannya itu diserahkan kepada perajin untuk dipindahkan ke atas kain. "Sesekali saya melukis di kain tenun Makassar, yang terkenal khas dan sangat sulit buat melukis karena teksturnya kainnya jarang-jarang," katanya. Selain menggunakan kain tenun, perempuan asal Negeri Anging Mamiri ini juga memakai bahan sutra Makassar, tule, dan campuran organdi sutra.

Sesuai dengan tema peragaan busananya, ibu tiga anak ini sengaja menyajikan gaun-gaun malam indah, eksklusif, dan serba glamor. "Saya memang ingin menampilkan busana formal batik yang tidak kalah bergengsinya dengan gaun malam merek luar negeri," katanya.

Keoptimisan Chama memang terwakili melalui penampilan gaun-gaun malamnya yang bertabur aneka warna. Ada warna terang yang memberikan kesan ceria, berani mengekspresikan diri, dan sedikit terkesan genit, seperti yang tertuang di gaun-gaun malam berwarna hijau muda, merah jambu, biru, ungu, merah marun, dan kuning. Kemudian gaun berwarna redup dan netral yang memberikan kesan bersahaja, matang, dan mempesona. Ada juga gaun berwarna cokelat dan abu-abu, yang memberikan kesan alami. Serta tidak ketinggalan gaun warna hitam yang memberikan kesan etnik, elegan, dan mewah.

"Saya ingin mengeksplorasi batik di kain yang punya banyak warna. Sebab, saya meyakini filosofi kehidupan di dunia yang serba penuh warna. Ada duka, suka, takut, berani, hancur, sukses, dan lainnya," katanya berfilosofi.

Sementara itu, untuk bentuk gaun malamnya disajikan beragam, seperti sack dress panjang tanpa lengan, gaun siluet yang dipermanis dengan bentangan kain batik indah, gaun model berkemben, atau gaun halter neck bertali di bagian leher.

Untuk kemeja pria, Chama menampilkan kemeja rapi berkerah yang biasa dipakai di pesta. "Yang khas dari kemeja prianya hanya penempatan motif-motif batik yang saya lukis tidak terlalu banyak atau menyita tempat. Dengan demikian, hasilnya akan membuat kemeja ini lebih elegan dan kelihatan berkelas," ujar perancang yang karyanya sering dipesan pejabat di dalam dan luar negeri itu.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Wakil Presiden Jusuf Kalla, dan beberapa pejabat penting di Tanah Air sering mengenakan karyanya. Belum lagi di negeri jiran, batiknya sering dipesan keluarga Perdana Menteri Malaysia, Kerajaan Brunei, dan kerajaan Thailand.

Semarak lukisan batik yang digoreskan Chama lewat peragaan busananya kali ini memang bukan batik yang taat pakem atau aturan. Dalam menggoreskan batik di atas kain, ia hanya mengandalkan ide yang biasa muncul dalam benaknya. Memang sesekali ia memakai campuran semua unsur motif batik dari tradisional, seperti motif Yogyakarta, Solo, Pekalongan, Garut, dan Cirebon.

Bahkan sesekali gaya konvensional batik tradisional dari beberapa daerah digabungkan dengan motif batik yang diambil dari motif tenun dan songket, seperti Makassar, Palembang, Baduy, Batak, Aceh, Bali, atau Flores. "Saya ingin semua karya penuh nuansa motif. Saya ingin menyajikan sesuatu yang idenya dari konvensional menjadi modern bisa go international," kata perancang yang pada Agustus nanti akan mengadakan pergelaran batiknya di Belanda, Belgia, Swiss, dan Swedia itu.

Ia pernah menuai pujian dari pengamat mode di Roma ketika mengadakan pergelaran di sana. "Katanya, garis unik batik lukisan saya sempurna persis dengan garis motif milik Gucci dan Versace. Mereka meramalkan karya saya bakal diminati sebagai tren baru di Eropa. Ternyata memang sukses besar. Dari 30 buah yang saya bawa, habis tanpa sisa," ceritanya panjang lebar dengan perasaan bungah. Bentangan batik Chama tampaknya akan kian lebar. HADRIANI P

Tidak ada komentar: