Awalnya Tenun, Beralih Ke Batik Gedog

Memiliki Nilai Etnik dan Originali

PERGI ke Tuban Jawa Timur tidak mencermati tenun dan batik gedog, rasanya memang rugi. Tenun dan batik ini dibuat di Kecamatan Kerek. Tenun gedog menyebar di 3 desa, yakni Margorejo, Kedungrejo dan Gaji. Rata-rata orang dari luar kota merasa penasaran dengan proses pembuatan tenun dan batik gedog.

Maka tidak mengherankan, para tamu-tamu dari luar kota bukan hanya puas membeli atau menyaksikan hasil tenun dan batik gedog, tetapi langsung ke sentra proses pembuatannya. Para tamu bisa membeli di koperasi, atau tepatnya Unit Pengelola Keuangan (UPK) 'Mandiri' di desa Margorejo, Kecamatan Kerek, Tuban.

Rukayah dan Uswatun Khasanah, pengusaha batik setempat mengatakan, tenun/batik belakangan ini memang mendapatkan banyak perhatian. "Sudah banyak peneliti, rombongan datang ke sini untuk melihat proses tenun dan batik gedog," kata Rukayah. Dibenarkan Uswatun Khasanah, banyaknya tamu/rombongan, memberi keuntungan tersendiri.

"Rata-rata pengunjung itu pasti beli batik/tenun gedog. Itu berarti ada rezeki bagi kami," kata Uswatun Khasanah ketika mengajak peserta Jelajah Budaya, Mengenal dan Memahami Batik/Tenun Tradisional sebagai Warisan Budaya Bangsa Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Yogyakarta. Peserta diajak ke 'Perajin Batik dan Tenun Gedog Warna Alam 'Sekar Ayu'.

Diceritakan Rukayah dan Uswatun Khasanah, ada berbagai motif batik dan tenun gedog, antara lain, Kembang Waluh, Kembang Batu, Kijing Miring, Kembang Pala, Tenun Usik, Lurik Blangka, Panji Terong, Krompol, dsb. "Motif tenun dan batik memiliki 100 motif lebih," kata Uswatun Khasanah. Ragam hias batik dapat dikelompokkan menjadi 2. Pertama, ragam hias geometri misalnya krompol, kijing miring, cuken. Kedua, ragam hias flora-fauna, misalnya burung hong, bunga dan daun-daunan.

Awalnya, masyarakat banyak menekuni tenun, dalam perkembangannya beralih ke batik. Ada pula selain membuat tenun juga membuat batik. Kenapa hal ini terjadi ? Menurut Rukayah, tenun gedog hanya dikerjakan terbatas orang-orang yang bisa menenun. Biasanya wanita yang sudah tua. Faktor lain karena bahan bakunya juga sangat terbatas, tanaman kapas sudah mulai berkurang.

Perubahan dari tenun ke batik karena bahan mudah diperoleh, cara membatiknya jauh lebih mudah, waktu diperlukan relatif singkat, banyak melibatkan wanita muda. Secara singkat antara tenun dan batik prosesnya berbeda-beda. Proses pembuatan tenun gedog, awalnya memisahkan biji kapas (menggiling), mengurai kapas (mesoni), memintal dengan jontro (ngantih), menggulung pada rangka segi empat (nglikasi), menganyam benang menjadi kain (menenun).

Peralatan dan bahan yang diperlukan, gawangan, kompor, wajan dan canting batik, kain tenun gedog, malam, bahan pewarna yang digunakan warna natural/alam dan warna sintetis (naptol). Cara membatik dengan proses, lengkreng, nerusi, nembok, mopok, medel, nglorot dan nyuci. (Jay) –c

Tidak ada komentar: