Kemilau Batik Melayu

Garis besar inspirasi batik Malaysia justru mengambil kekayaan seni membatik dari Indonesia.


Indonesia boleh mengembangkan budaya batik turun-temurun selama ratusan tahun lamanya, tapi di Malaysia-lah batik berkilau. Dalam sambutan pembukaannya pada acara Kuala Lumpur International Batik 2007 pekan silam, Menteri Kebudayaan dan Warisan Malaysia YB Datuk Seri Utama Dr Rais Yatim mengatakan batik Melayu sudah mendapatkan tempat di hati dunia internasional.

Kemilau batik Malaysia memang bukan basa-basi. Menurut perancang Noor Fatimah Ishak, salah satu penunjang berkembangnya batik di tempatnya adalah dukungan pemerintah setempat. Dukungan ini tidak sebatas sosialisasi pentingnya budaya mengenakan batik. Di Malaysia, berlaku aturan wajib memakai batik, yang sudah diperkenalkan sejak dini melalui sekolah-sekolah. "Cara ini mendorong para siswa tertarik dengan teknik pembuatan dan seni batik," katanya. Membatik juga menjadi pelajaran menarik yang ditekuni siswa Malaysia.

Pemilik rumah mode D'Reka Batik ini mengakui batik negerinya memang berbeda dengan batik Indonesia. Di Malaysia, soal motif tidak terlalu penting. Semua diserahkan pada kreativitas para perancang. Biasanya motif yang dipilih adalah tumbuhan, etnik, dan abstrak. Keleluasaan tersebut tidak dimungkiri memberikan kesan batik negerinya sangat kontemporer. Sementara itu, di Indonesia, ia menaruh rasa kagum karena kekuatan batiknya pada motif, teknik yang sangat mendetail, bagus, serta sarat makna filosofinya.

Menurut Datin Noor, kerja keras pemerintah untuk menaikkan pamor batik juga tampak pada pembinaan perancang batik yang baru muncul. Caranya dengan memberikan kesempatan mengikuti pelatihan atau pendidikan pewarnaan yang didatangkan dari rumah mode dunia, seperti Giorgio Armani dan Donna Karan. "Pemerintah mendukung saya serta teman-teman di sini untuk meraih peluang pasar internasional," kata perancang yang menjajal pasar di Brunei Darussalam, Singapura, Hong Kong, Jepang, Australia, beberapa negara Eropa lainnya, dan Amerika Serikat ini.

D'Reka Batik misalnya. Meski baru dua tahun berkiprah di dunia busana, Datin Noor sudah mampu mengusung batiknya menembus pusat mode dunia, seperti Milan, Paris, dan London. Datin Noor menampilkan kemilau batiknya lewat lewat gaun malam, busana tradisional baju kurung, dan busana muslim bermotif batik. Ia membuat seluruh karyanya pada bahan sutra yang memudahkan menuangkan kreasi batiknya berbentuk bunga, daun, dan hewan. Ia merancang lewat lukisan batik pada segala sesuatu yang berbentuk abstrak, tidak mengikuti pakem batik layaknya Yogyakarta dan Solo. "Motif abstrak dan keberanian saya menghadirkan warna-warna cerah menjadi kekuatan batik saya sehingga digemari masyarakat Eropa," tuturnya.

Victor Ooi Boon Beng, pemilik Fine Batik, mengatakan kesempatan para perancang di negerinya mendapat pengetahuan batik tidak lepas dari peran orang Indonesia. "Negeri inilah yang memiliki master atau para ahli batik sesungguhnya," pria berkacamata itu memuji. Dia mempopulerkan batik organik atau batik yang proses pembuatannya sangat ramah lingkungan. "Pengetahuan ini saya dapat setelah belajar dengan salah seorang karyawan saya yang berasal dari Yogyakarta," ujarnya.

Batik buatan Victor memakai motif abstrak, bunga, daun, dan pohon. Dia memakai buah ketapang, kayu manis, akasia, buah manggis, dan bahan-bahan alami lainnya untuk pewarnaan alami serta penegasan motif batiknya. "Semua saya pelajari dari karyawan tersebut, tapi saya kembangkan melalui riset sendiri," tutur Victor, yang produknya dituangkan pada bahan sutra dan taffeta sutra.

Dia menjelaskan harga jual produknya tergolong mahal lantaran memakan waktu lama, terbuat dari bahan alami, dan ramah lingkungan. Dia menerangkan harga selendang atau jilbab mulai 95 ringgit Malaysia atau Rp 270 ribu ke atas. Lalu kain dan bahan panjang mulai 150 ringgit Malaysia atau Rp 430 ribu ke atas. Pada peragaan busana Fine Batik, ia menampilkan koleksi gaun pesta panjang, baju kurung, kimono, dan peralatan rumah tangga, seperti taplak meja, sarung bantal, dan seprai.

Tidak ada komentar: